Pekanbaru. Suarademokrasiriau.com-- IA banyak menghabiskan hari-hari di gedung DPRD Provinsi Riau yang beralamat di Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Dari pagi sampai siang, sering berlanjut sampai sore, hampir di setiap hari kerja.
Mondar-mandir di gedung nan megah itu, dari satu lantai ke lantai yang lain, dari satu ruangan ke ruangan yang lain, dan bertemu serta berbicara dengan banyak orang; ia punya agenda tertentu yang sudah sejak lama ia lakoni.
Elfis S.Sos., pria dimaksud, sering mangkal di gedung DPRD Riau bukan bersebab tercatat sebagai anggota DPRD. Bahkan, di jajaran sektetariat DPRD Riau pun namanya tak kan pernah ditemukan.
"Saya jurnalis," katanya. Memimpin media online RiauGlobal.com, hari-hari Elfis mangkal di gedung wakil rakyat itu untuk mencari materi berita bagi media online yang bernaung di bawah bendera PT Riau Global Pers itu.
"Tapi sudah lama juga saya kepingin menjadi anggota dewan," tambahnya. Tujuannya? "Saya ingin mengabdi dalam wujud yang lebih kongkret," ungkap Elfis, sambil menambahkan ingin kembali membidik kursi DPRD Riau melalui ajang Pemilu 2024.
Langkah ke arah itu sudah ditapaki Elfis menyusul setelah mendaftar ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) Riau sebagai bakal calon anggota legislatif (bacaleg). Elfis bernaung di bawah panji-panji Partai Persatuan Indonesia (Perindo), dan maju dari Daerah Pemilihan (Dapil) Kota Pekanbaru.
Ini bukan langkah pertama Elfis untuk mengejar predikat sebagai wakil rakyat yang dipercaya duduk di lembaga legislatif. Mulai terjun ke politik praktis tahun 2009, Elfis pada tahun itu juga sudah menyatakan maju sebagai caleg DPRD Riau.
Pada langkah awal itu, Elfis bergabung dengan Partai Kedaulatan (PK), dan maju dari Dapil Riau V, yang daerahnya meliputi Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai.
Kandas di langkah awal sempat membuat pikiran Elfis mendua untuk melanjutkan kiprah di panggung politik praktis. Akibatnya, di 2014 Elfis tidak ikut berburu kursi DPRD alias rehat nyaleg.
Baru pada Pemilu 2019 Elfis memantapkan tekad untuk kembali menjadi caleg. Karena PK tidak lolos sebagai peserta Pemilu 2019, Elfis berlabuh ke Perindo, partai besutan Hary Tanoesoedibyo.
Sama dengan di Pemilu 2009, di Pemilu 2019 ini Elfis kembali maju dari Dapil Riau V, yang daerahnya meliputi Kabupaten Bengkalis, Kepulauan Meranti, dan Kota Dumai.
Tapi tapakan langkah Elfis untuk menjadi wakil rakyat di 2019 ini hanya sampai status sebagai caleg. "Belum hoki," kata Elfis, membahasakan takdir politiknya kala itu
Elfis pun kembali ke habitatnya sebagai jurnalis, yang sehari-hari meliput di gedung DPRD Riau. Bersama sejumlah koleganya sesama jurnalis, Elfis tergabung dalam Forum Wartawan Legislatif (FWL).
"Saya terobsesi menjadi anggota DPRD bukan tanpa sebab," lanjut Elfis. Sudah cukup lama mendedikasikan diri sebagai wartawan, Elfis tahu persis terbatasnya jangkauan perjuangannya melalui ujung pena.
"(Perjuangan melalui ujung pena) Sering tidak dianggap." Elfis pun sadar, kendati sebagai alat perjuangan, dan diakui oleh undang-undang, pers memiliki keterbatasan kompetensi.
Elfis pun sudah sejak lama sampai pada satu kesimpulan, yaitu kalau ingin mengabdi dalam wujud yang kongkret, harus masuk ke dalam sistem yang ada. "Kalau berjuang di luar sistem, sering dianggap sebagai angin lalu."
Pengalaman panjang meliput di gedung DPRD makin memberi pengayaan pengalaman bagi Elfis, terutama bagaimana seharusnya anggota dewan menjalankan peran dan fungsinya sebagai representasi rakyat.
Elfis ikut menjadi saksi sejarah soal kiprah sekian banyak anggota dewan selama mengabdi. Ia melihat dan merekam legislator yang benar-benar komit memperjuangkan rakyat, yang didukung pengalaman yang banyak dan kemampuan yang memadai.
Pada saat bersamaan Elfis juga menjadi saksi sejarah soal legislator yang hanya menempatkan diri sebagai "pelengkap penderita" saja. Dengan kemampuan terbatas, legislator seperti ini hampir tak bisa berbuat apa-apa terkait kapasitas yang disandangnya.
"Kasihan rakyat yang telah memilihnya," sambung Elfis. Memiliki harapan besar terhadap tokoh yang didukungnya, tapi setelah terpilih tokoh dimaksud hampir tidak bisa berbuat apa-apa untuk daerah dan masyarakat yang diwakilnya.
"Tinggal di kita, mau pilih legislator yang seperti apa?" Elfis lebih cenderung pertanyaan itu diarahkan ke pribadi masing-masing. Terutama, apakah punya kemampuan yang cukup untuk menyandang predikat sebagai wakil rakyat atau tidak?
Elfis kemudian bicara soal tiga daerah yang termasuk dapilnya. Terutama Kabupaten Kepulauan Meranti, menurut Elfis, angka kemiskinan yang tergolong masih tinggi menuntut perhatian lebih dari para pemangku kepentngan untuk menanganinya.
"Harus dengan political-will yang kuat," tambahnya. Pemerintah daerah dan para wakil rakyat, baik di tingkat kabupaten maupun provinsi, menurut Elfis, harus punya persepsi yang sama untuk menekan angka kemiskinan sedemikian rupa.
Menyoal Bengkalis, Elfis menyorot keterbatasan infrastruktur dasar seperti jalan, jembatan, listrik dan air bersih. Bentangan wilayah yang luas dengan topografi berpulau-pulau, menurut Elfis, menuntut ketersediaan infrastruktur dasar yang cukup.
Sementara Dumai, menurut Elfis, lebih kepada persoalan pemerataan kesempatan kerja dan peluang berusaha bagi masyarakat. "Agar kesenjangan ekonomi tidak semakin bertambah lebar," ungkap Elfis.
DILAHIRKAN di Duri, Kabupaten Bengkalis, pada 1 Agustus 1974, jenjang pendidikan dasar dan menengah dijalani Elfis di kota kelahirannya itu.
Untuk SD, misalnya, dilalui Elfis di SDN 2 Duri, SMP di Bekasap Duri, selanjutnya di SMAN 2 Duri. Baru pada jenjang pendidikan tinggi Elfis merantau ke Pekanbaru, dan menjadi mahasiswa program S1 Fisipol Unri, yang diselesaikannya tahun 1994.
Kiprah Elfis di dunia jurnalistik dimulai 1 Agustus 2000, bergabung dengan Riau Expres Grup Riau Mandiri, yang belakangan bertransformasi menjadi Haluan Riau.
Pada 2012 Elfis memutuskan mendirikan media online sendiri yang diberi nama dengan RiauGlobal.com. Media ini di bawah naungan PT Riau Global Pers.
Melihat usaha media massa yang dikelola berkembang cukup baik, Elfis menerbitkan media massa jenis cetak yang diberi nama SKU RiauGlobal, yang bernaung di bawah perusahaan PT Riau Global Baru.
(Redaksi)**
0 comments:
Posting Komentar