PEKANBARU, Suarademokrasiriau.com – Kendala yang menjadi masalah besar terhadap petani khusunya di Riau terjadinya inkonsistensi harga
Demikian dikatakan Ketua umum Aliansi Pewarta Pertanian Indonesia (APPI) saat menjawab pertanyaan dari wartawan senior Riau, Drs. Wahyudi El Panggabean saat menjadi moderator Diskusi Publik Ketahanan Pangan Nasional di APPI di jalan Uka Desa Rimbo Panjang Kabupaten Kampar, Sabtu (03/4/21).
Ketum APPI itu mengatakan pengalaman yang pernah dialami Pusdiklat APPI saat melakukan ujicoba penanaman kooditi cabai mengalami kerugian karena ketidak stabilan harga.
“Pada saat panen cabe, harga anjlok, akhirnya biaya yang dikeluarkan tidak sesuai dengan hasil yang diharapkan, “ungkapnya.
Begitu juga pada komoditas singkong, ujar Alex, pada saat dua tahun lalu pemerintah menggalakkan penanaman pokok singkong dan pada saat itu harganya sangat menggiurkan mencapai 1.200 rupiah perkilogram, “katanya.
Namun sekarang pada saat penen raya, harga singkong anjlok hingga menembus angka 500 rupiah perkilogramnya. “dan ini selalu mejadi momok oleh petani, “ujar ketum APPI itu.
Tiga kementrian ini menurutnya menjadi lokomotif agar usaha mikro kecil dan menegah menjadi maju, “karena itulah ketika kita mengalami kerawanan pangan terjadi, ketiga kementrian ini lah yang bertanggung jawab, “pungkas komunikolog itu.
Ia berharap ketiga kementrian ini memberikan modal kepada usaha mikro kecil dan menengah, termasuk didalamnya modal kerja. tidak sekedar memberi biaya operasional atau sekedar memberikan pupuk, tetapi juga diberikan barang modal seperti mesin traktor dan lain-lain.
“Kelompok tani sebaiknya diberikan mesin traktor, agar mekanisasi pertanian terjadi didalamnya, “ujar Emrus
Dengan adanya teknologi dalam bidang pertanian diharapkan kedepannya, para petani di indonesia dapat meningkatkan hasil produksi pertaniannya
“Suatu saat nanti saya bermimpi indonesia menjadi petani-petani berdasi, tidak perlu lagi menggunakan tangan untuk mengolah pertanian”.
“Dan menurut pandangan saya, kita harus angkat status petani kita ini menjadi petani yang berkelas, sekalipun itu dalam usaha mikro, “tutup Dr Embrus Sihombing.
(Red)**
0 comments:
Posting Komentar