Animur Astiarhaloho (34), salah seorang pedagang yang sudah dua tahun berdagang di pasar Pagi Arengka tersebut, kerap melintas di jalan tersebut meminta kepada Dinas Kebersihan Kota Pekanbaru maupun pengurus pasar yang jelasnya tempat kami membayar uang sampah, untuk segera mengatasi keluhan kami akibat sampah menumpuk tersebut.
"Ini sangat disayangkan, ditengah kota, dipinggir jalan, apalagi tepat ditengah pasar ada sampah yang menggunung seperti ini. Untuk itu, kami berharap agar bisa segera diangkut dan dibersihkan. Apalagi jika di cuaca tertentu, musim hujan maka sampah yang menumpuk kerap menimbulkan bauk yang tak sedap, menumpuk hingga ke badan jalan," keluhnya.
Sementara, dari Jumat pagi hingga siang ini sampah memang belum diangkut petugas.
"Sampai saat ini kami belum melihat ada petugas yang mengangkut sampah disini,"
Kami berharap agar di bersihkan, agar tidak menimbulkan bauk lantaran sampah itu, sangat menggangu dalam keseharian terutama, masalahnya sampah itu bauk dan mengakibatkan pencemaran lingkungan, di saat kita lewat sangat terasa bauknya lantaran sampah menumpuk terlalu banyak, dan apa lagi di pasar itu membuat kemacetan yang sangat luar biasa, bila mana kendaraan lewat di pagi hari itu sangat macet bangat, lugasnya.
Adapun kami selalu membayar iyuran sampah sebesar 20.000 tiap hari kepada pengurus pasar tampa apsen, belum lagi iyuran perbulan kepada pak RT sebesar 200.000 perbulannya, adapun lampu kami bayar juga 50.000 permalam, kami tidak banyak meminta agar kami bisa bejualan terasa nyaman dan pembeli bisa ramai, tutupnya.
(Rilis- Taufik Hidayat)**
0 comments:
Posting Komentar